Sabtu, 02 Februari 2019

MENENGOK PENDOPO BARU BALAI DESA PALUGON

 Menengok Pendopo Baru Balai Desa Palugon

Gbr. Peresmian Pendopo Balai Desa Palugon
kiri: Bintang Dwi Cahyono (Camat Wanareja), Memed (Kepala Desa), Tato Suwarto Pamuji (Bupati Cilacap), 
Teti S. Pamuji (Ketua PKK Kab. Cilacap), Helmi Busthomi (Anggota DPRD Kab. Cilacap)


Pendopo Balai Desa Palugon baru saja diresmikan oleh Bupati Cilacap, Tato Suwarto Pamuji tanggal 25 Desember 2018. Pada kesempatan itu dihadiri oleh segenap warga Desa Palugon. Dana yang digunakan dalam rehab tersebut sebesar Rp. 47.000.000,- berupa Dana BHP dan Rp. 187.000.000,- berupa Swadaya Masyarakat Tahun 2018. Adapun dokumentasinya sebagai berikut:

DUA CALON KEPALA DESA PALUGON DITETAPKAN


Dua Calon Kepala Desa Palugon Ditetapkan


Gbr. (dari kiri): Ahmad (Panwas), Heru (Panwas), 
Tasja (Calon), Memed (Calon), Jojon (Panwas), Saryo (Ketua)
  

Palugon, Jumat, 1 Februari 2019 dua calon Kepala Desa Palugon ditetapkan sekaligus pengambilan nomor urut calon. Adapun nomor urut 2, Memed, calon petahana, dan Tasja al Suryana dengan momor urut 1 dengan disaksikan Panitia Pilkades dan Panitia Pengawas Pilkades. Kedua calon tersebut menjalani proses seleksi berkas sebelum ditetapkan sebagai calon pada 11 Januari 2019.

Selasa, 22 Januari 2019

SAYEMBARA PUISI DAN ESAI TINGKAT NASIONAL STIEKN JAYA NEGARA (HADIAH JUTAAN)





Sayembara Penulisan 
Puisi dan Esai 
Tingkat Nasional
Kategori : (SMP/SMA/Mahasiswa/Umum)

"Menangkan hadiah uang tunai total puluhan juta rupiah + Beasiswa S1 & S2 + Tour 3 Negara!!!"


Senin, 21 Januari 2019

Asal Usul Riwayat Desa Desa Palugon


Sejarah Asal Usul Riwayat desa palugon

Pangeran palu ampa panday domas empu dingin kiyai klinting kuning
Ada batu persegi empat di atas dan di bawah dusun palugon
Batu yang ada di atas bekas pembuatan alat segala jenis alat yang dibuat dari besi aji diantaranya alat pertanian dan alat pusaka
Batu yang dibawah untuk tempat solat
Tempat istirahat di bawah pohon sangga buana
Ada saung kebon pada waktu istirahat
Ada suara goib di dengar oleh kiyai klinting kuning sukajayaning baring diberi nama desa palugon.

Kamis, 10 Januari 2019

LOMBA PENULISAN HUMOR UGM 2019



Selamat siang kawula berbudaya, salam literasi kebudayaan!

Wah, ada apa ni?
Mas Semar naik Vespa, PSK UGM bukan cuma ngadain seminar, tetapi ngadain lomba juga!!

Setelah kita berbincang-bincang dalam Sarasehan Kebudayaan kemarin, Pusat Studi Kebudayaan UGM ada agenda lagi nih, sobat!

SAYEMBARA MENULIS NOVEL PILIHAN UNSA 2019



Memasuki usianya yang  ke-9 tahun, komunitas menulis Untuk Sahabat (UNSA) menggelar kembali lomba menulis novel yang diberi nama: Sayembara Menulis Novel Pilihan Unsa 2019. Pada lomba menulis yang kedua kalinya diadakan ini, kembali didukung oleh Penerbit Basabasi dan Penerbit Unsa Press.
Simak syarat dan ketentuan lombanya.
1. PESERTA
-Lomba terbuka untuk umum (WNI) dan admin Unsa yang tidak menjadi pansel diperbolehkan mengikuti lomba.
2. TEMA & NASKAH
-Tema umum novel: Apa yang terjadi adalah sebuah kisah.

SAYEMBARA NOVEL BASA BASI 2019


Ketentuan umum:
  • Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun;
  • Naskah tidak sedang diikutkan dalam lomba lain;
  • Naskah merupakan karya asli, bukan saduran atau jiplakan;
  • Hanya diperbolehkan mengirim satu naskah;
  • Naskah ketiga juara dan para nomine akan kami terbitkan dengan sistem royalti (terpisah dari ketentuan lomba ini);

Selasa, 08 Januari 2019

[Kidung-Sunda] SAWER OROK




SAWER OROK

1.         Bismillah damel ngawitan
Mugi Gusti ngawidian
Nyarioskeun pangaturan
Damelanana pangeran

2.      Pangeran nu langkung kersa
Sagala mani tiasa
Pepek eusi dunya rosa
Ana jleg jadi manusa

3.         Manusa kersa yang widi
Muntang ka dat maha suci
Nyucruk lacak tapak tadi
Asal tina nur Ilahi

4.      Nur cahya bakal manusa
Manusa mawadah rasa
Rasa ngarasa rumasa
Kersaning maha kawasa

Minggu, 06 Januari 2019

LOMBA MENULIS KEBANGSAAN BERHADIAH TOTAL RP75 JUTA (DL 17 FEBRUARI 2019)


LOMBA MENULIS KEBANGSAAN BERHADIAH TOTAL RP75 JUTA
TERBUKA UNTUK WARTAWAN DAN MASYARAKAT UMUM

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan Inspirasi.co mengundang para wartawan dan penulis Indonesia untuk mengikuti lomba penulisan artikel.
TEMA:

“NKRI Bersyariah ATAU Ruang Publik Yang Manusiawi?”

KETENTUAN LOMBA:
1.    Lomba penulisan ini terbuka untuk dua kategori peserta, yakni wartawan dan masyarakat umum.
2.    Topik tulisan mengupas esai yang ditulis Denny JA, Ph.D dengan judul yang sama di KlikLink :
3.    Panjang tulisan minimal 5.000 karakter, maksimal 7.000 karakter, termasuk spasi.

Sabtu, 05 Januari 2019

Nilai-Nilai Karakter Dalam Suluk Wujil dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam



Nilai-Nilai Karakter Dalam Suluk Wujil dan 
Relevansinya Dengan Pendidikan Agama Islam
Latar Belakang
Islam Jawa dalam penyebarannya tidak bisa luput dari peranan Wali Sanga. Wali Sanga meurut Wahyudi dan Khalid dalam Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, merupakan suatu lembaga dakwah Islam yang beranggotakan 8 orang Wali yang digantikan secara periodik bila ada anggota yang meninggal atau kembali ke negeri asalnya.[1] Sedangkan dalam pemahaman masyarakat Jawa, istilah Wali Songo atau Sembilan Wali dikaitkan dengan sekelompok penyiar agama di Jawa yang hidup dalam kesucian sehingga memiliki kekuatan batin tinggi, berilmu kesaktian luar biasa, memiliki ilmu jaya kawijayan, dan keramat.[2] di dalam pemikiran masyarakat Jawa, angka Sembilan memang memiliki arti khusus, seperti tampak dalam pandangan orang Jawa Kuno mengenai klasifikasi alam dunia ini tidak ubahnya dengan angka delapan.[3]

LOMBA CERITA PENDEK GENRE SASTRA HIJAU 2019 (DL 30 MARET 2019)


Mencintai Bumi
Langit Menyayangi
ICLaw bersama Rayakultura menyelenggarakan
Lomba Cipta Cerita Pendek Genre Sastra Hijau 2019
Tema: MERAWAT DAN MELESTARIKAN BUMI RUMAH KITA SATU-SATUNYA
Berhadiah Total Rp 45 Juta , 20 Karya Cerita Pendek Pilihan dibukukan
Cerita Pendek Terbaik mendapat penghargaan
ICLaw Golden Pen Award
Cerita Pendek Terpilih mendapat penghargaan
ICLaw Golden Pen Appreciation
Digagas oleh Yeni Fatmawati
Syarat-Syarat Lomba
• Lomba terbuka untuk 2 (dua) kategori:
(A) Tingkat SMA/SLTA
(B) Tingkat Mahasiswa & Umum (Guru, Dosen, Pecinta/Pelestari Lingkungan dan Masyarakat Umum).
1. Peserta WNI maupun WNA yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri. Lomba dibuka 6 Januari 2019 dan ditutup 30 Maret 2019 pukul 24.00 WIB

Kamis, 03 Januari 2019

Mendidik Dengan Cinta


Begitu banyak orangtua yang setulus hati mencintai putra-putrinya, tetapi ternyata mereka salah dalam menerapkan “bahasa cinta”-nya. Karena keterbatasan pengetahuan orangtua tentang ilmu mendidik anak, maka metode yang digunakan pun seadanyaóbahkan terkesan salah kaprahósehingga hasilnya juga jauh dari harapan, atau bahkan bertolak belakang dari tujuan semula. Maka, jadilah anak-anak tersebut seperti pemberontak, pembohong, bahkan musuh bagi orangtuanya sendiri.
Mendidik dengan cinta adalah pola mendidik anak yang didasarkan kepada Al-Qur`an dan Al-Hadis, juga meletakkan cinta dan kasih sayang orangtua sebagai modal utama dalam membesarkan, merawat, dan membimbing buah hatinya.

Ibu, Dari Mana Aku Lahir?

Judul
Ibu, Dari Mana Aku Lahir?  
No. ISBN
978
Penulis
Alya Andhika
Penerbit
Pustaka Ghatama 
Tanggal terbit
2009
Jumlah Halaman
140
Berat Buku
-
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
130x200mm
Kategori
Orang Tua dan Anak
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·


CARA DAN TIP PRODUKTIF MENULIS BUKU






CARA DAN TIP PRODUKTIF MENULIS BUKU
Penghasilan Meningkat, Nama Popular, Dan Sering Diundang Sebagai Pembicara Utama Juga Lebih Terampil Menulis Skripsi, Tesis, Dan Disertasi

Apa tujuan anda menulis buku?
Penulis buku ini menguraikan bahwa Anda melalui buku yang Anda tulis maka ada beberapa tujuan yang Anda capai meliputi:

ü  Memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembacan(informational purpose)

Rabu, 02 Januari 2019

Di Pinggir Kolam, Mengaji Pada Ikan-Ikan





Daru Sima S. “memamah” dan memahami kata bukan dengan cara biak; bukan dengan mengunyahnya berulang dengan satu persoalan yang sama; sambil melamun menghabiskan hari, usia, kata-kata, dan kertas-kertas percetakan. Tidak pula menjadikannya menjadi udara yang sama kita hirup dan keluar sebagai karbon dioksida; dikirim kembali pada pohon-pohon yang kelak lelah dan kering pada suatu musim. Kita, sebagaimana Daru Sima S., adalah generasi sapiens ke-sekian yang tidak lagi menempatkan bunyi, kemudian kata, sebagai alat komunikasi semata, melainkan menjadikannya sebagai alat berpikir; merenung—juga mengumpat dan memendam perasaan—; dan menyampaikan permenungan dan pemikiran tersebut melalui ragam sistem.

(Eko Triono )